(sebelumnya)... ku ambil sebuah switter yang belum sempat ku pakai dan selembar kain sarung. ''Pakailah switter ini'' kataku, saat memberikan switter itu. ''iya kak'', jawabmu singkat dengan suara yang parau karena menahan dingin. Tak lupa, akupun memakai kain sarung untuk membungkus tubuhku yang sebenarnya sudah kedinginan sejak tadi, tapi sebagai laki-laki yang ingin tampil sebagai sosok yang sempurna, ku berusaha menyembunyikannya. ''Kak, trima kasih ya'' katamu dengan suara yang masih gemetaran ketika telah mengenakan switter itu. ''Kamu masih kedinginan?'' tanyaku saat mendengar suaramu. Kau tidak menjawab, hanya dengan anggukan kecil kau mengiyakan pertanyaan ku. Aku terdiam dan berfikir apa yang harus ku lakukan. Instingku sebagai laki-laki seolah muncul menyingkirkan logika, kegelisahan dan keraguan yang menyangkut di kepalaku. Aku berdiri dan menuju ke arahmu yang masih duduk memeluk lutut menahan rasa dingin yang kian menusuk.
Pukul 16.49 WITA. Kita tidak lagi berkata-kata. Hujan yang belum menampakkan tanda-tanda akan reda seolah tidak membuat hatimu risau. Sebaliknya dengan aku, begitu banyak fikiran yang berkecamuk di otakku hingga tembus ke ubun-ubunku. Dengan pasrahnya kau sandarkan kepalamu di dadaku, ketika ku lingkarkan kedua tanganku ke tubuhmu yang berada di hadapanku. Ku amemeluk mu dari belakang. Ada kedamaian dan kehangatan yang muncul saat kedua tanganmu menyentuh kedua lenganku yang melingkar di tubuhmu. Kita terdiam. Menikmati suasana kala hujan dari dalam gubuk yang berada di pinggir jalan setapak itu. Kau mulai bergerak, sementara aku mulai melepaskan pelukanku dan memberimu ruang tuk melakukan apa yang kau inginkan. Kau membalikkan kepalamu ke arahku, memandangku dengan mata yang sayu. Sungguh, baru ku sadari betapa manisnya dirimu. Kita saling bertatapan, dengan perlahan ku belai rambut mu, dan naluriku pun mulai menampakkan jati dirinya. ''Aku sayang kamu'' kataku dengan suara lirih. Kau tetap diam dan masih menatapku dengan sayu. Ada kedamaian, dan ketenangan dari tatapanmu, dengan perlahan ku kecup keningmu. Kedua tanganku kembali melingkar di tubuhmu. Kembali kau sandarkan kepalamu di dadaku, di antara detak jantungku. ''Kak, aku sayang kakak'' katamu sambil memejamkan mata. Kau nampak kelelahan dan kedinginan. Ku eratkan pelukanku, sambil berkata ''tidurlah sayang'' yang mungkin tidak sempat kau dengarkan. ''Tidurlah dipelukanku'' kataku dalam hati.
Hujan belum berhenti. Kau dipelukanku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar